Facebook Fans

Rabu, 04 Januari 2012

KODOK

KODOK

Kodok atau katak, binatang amfibi pemakan serangga yang hidup diair tawar atau daratan, berkulit licin, berwarna hijau atau merah kecoklat-coklatan, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan, pandai melompat dan berenang.

Komisi fatwa MUI pusat, 12 november 1984 di Jakarta dalpam keputusannya menyatakan membenarkan adanya pendapat Mazhab Syafii/jumhur ulama tentng tidak halalnya daging kodok tersebut; dan membudidayakan kodok hanya untuk diambil manfaatnya, tidak untuk dimakan, tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Tersebutlah Nabi Daud As (1010-970 SM); Raja Bani Israil yang bijak dan hamba Allah yang penyukur. Allah berfirman yang artinya: “ dan ingatlah hamba kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi, dan Kami tundukkan pula burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan” (QS. Shaad: 17-20).

Nabi Daud menyuruh semua anggota keluarganya dan petugas istananya untuk shalat dan berzikir sepanjang waktu secara bergiliran, termasuk dirinya sendiri. Dengan demikian, tak ada detik-detik waktu yang lowong di istana itu kecuali ada orang yang shalat dan zikir kepada Allah. Suatu ketika sampailah giliran Nabi Daud untuk berzikir. Timbullah rasa bangga beliau akan diri dan keluarganya. Allah pun mengirim seekor kodok dan berbicara dihadapan beliau dengan lantang :

“wahai Daud, begitu bangga kau rupanya di dalam hatimu karena kau dan keluargamu sepoanjang waktu shalat dan berzikir kepada Allah secara bergiliran! Demi Allah yang memuliakanmu dengan pangkat kenabian; tahukah anda bahwa aku telah bertasbih kepada Allah, tiada henti dan tanpa istirahat sejak aku diciptakan sampai sekarang. Apa yang kau banggakan Daud?”

Nabi daud pun tertegun dan tunduk sehingga rasa bangganya menjadi sirna, karena ia masih kalah dengan sang kodok. Masya allah, pernahkah anda bangun ditengah malam nan sepi, anda mendengar suara kodok berbunyi, apalagi kala hujan turun suara para kodok tambah riuh; yang kadangkadang terasa mengganggu ketenangana tidur seseorang dan memecah kesepian malam. Anda jangan gusar! Mereka bertasbih memuji Allah, sedangkan kita?

Adakah kita bertasbih mensyukuri ni`mat tanah air Indonesia dan ni`mat kemerdekaan? Adakah pula para pejabat dan pemimpin kita (seperti Nabi Daud as) membimbing umat untuk bertasbih dan berzikir kepada Allah, mensyukuri ni`mat hidup di alam merdeka? Ataukah hanya mengarahkan kea rah maksiatan?

Dikutip dari B.post edisi 28 oktober 2011

Karya KH. HUSIN NAFARIN L.c MA

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More